Kunjungan resmi Wali Kota Bandaraya Ipoh, Malaysia, Rumaizi, ke Kampus Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU) menjadi momen berharga dalam memperkuat kerjasama internasional. Dalam acara ini, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman yang diharapkan mampu menjalin sinergi antara kedua belah pihak.
Kunjungan tersebut juga dihadiri oleh konsul jenderal Malaysia di Medan, Sahril Nizam Abdul Malik, dan Muhammad Hafiz Safwan dari unit komunikasi strategis Majelis Bandaraya Ipoh. Acara disambut hangat oleh Rektor UMSU, Prof Dr Agussani MAP, serta Wakil Rektor III, Assoc Prof Dr Rudianto MSi, di Auditorium UMSU pada Kamis (9/1).
Kepentingan Kerja Sama Internasional dalam Pendidikan
Menurut Rektor UMSU, kolaborasi antar-bangsa adalah bagian penting dari komitmen untuk menjadikan universitas ini berstandar internasional. Kehadiran Wali Kota Bandaraya Ipoh dan konsul jenderal Malaysia di Medan mengisyaratkan pentingnya persahabatan antar dua negara dengan latar belakang budaya yang kaya. “Kolaborasi ini adalah pengikat yang kuat antara kita,” ungkapnya.
Selain itu, rektor juga mengungkapkan informasi mengenai rencana pembangunan kampus terpadu yang akan menjadi tuan rumah muktamar Muhammadiyah dan Aisyiyah pada tahun 2027. Hal ini menunjukkan bahwa UMSU berkomitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang sejalan dengan perkembangan global.
Penguatan Budaya Melayu melalui Kerja Sama
Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Bandaraya Ipoh menyampaikan betapa pentingnya kolaborasi antar-negara dalam melestarikan budaya Melayu. Ipoh telah diakui oleh UNESCO sebagai kota kreatif dalam tema musik di tahun 2023. “Pengakuan ini merupakan dorongan agar budaya Melayu tetap terjaga dan dikenal,” jelas Rumaizi. Budaya Melayu menjadi inti dari upaya pengakuan ini, dan dengan kerja sama ini, harapannya adalah untuk memperkenalkan budaya Melayu lebih luas lagi ke panggung internasional.
Di sisi lain, Konsul Jenderal Malaysia pun menyatakan bahwa hubungan erat antara Malaysia dan Indonesia harus terus ditingkatkan melalui kolaborasi strategis. “Kami percaya persaudaraan ini akan mendatangkan manfaat bagi masyarakat kedua negara,” ujarnya. Kerja sama yang dibangun tidak hanya terbatas pada aspek pendidikan tetapi juga di bidang penyiaran budaya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PB Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia, Prof Dr H OK Saidin MHum, menegaskan bahwa UMSU memiliki peran penting dalam menjaga dan mengembangkan akar budaya Melayu. Rencana kerja sama yang mencakup keterlibatan Radio UMSU dan Radio Majelis Bandaraya Ipoh menunjukkan betapa strategisnya bidang penyiaran dalam menyebarluaskan budaya.
Acara ini juga menjadi ajang untuk memperkenalkan tarian tradisional melalui penampilan UKM Tari UMSU, yang pernah meraih prestasi dalam kompetisi internasional. Kunjungan ini diharapkan bukan hanya sebuah kunjungan formal, melainkan awal dari berbagai kolaborasi yang lebih luas di bidang pendidikan dan kebudayaan yang memberikan dampak positif bagi kedua pihak.
Melalui kerjasama ini, diharapkan akan ada pertukaran pelajar yang memperkaya pengalaman dan pengetahuan, serta pengakuan ijazah untuk program kedokteran UMSU di Malaysia. Langkah awal ini menjadi fondasi bagi berbagai kegiatan di masa depan yang bisa memperkuat hubungan antar negara.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, kerja sama ini ditargetkan bisa menembus batas geografi dan menyebarkan nilai-nilai budaya Melayu sebagai warisan bersama yang harus dijaga. Tantangan ke depan adalah bagaimana menjadikan budaya ini relevan di era global tanpa kehilangan identitas aslinya.