Program Sekolah Rakyat (SR) telah memasuki fase pelaksanaan yang penuh dinamika sejak dibuka pada pertengahan bulan Juli lalu. Meskipun diwarnai dengan tantangan seperti mundurnya beberapa siswa serta guru, Kementerian Sosial (Kemensos) menegaskan komitmen untuk memastikan program ini berjalan sesuai rencana yang telah ditetapkan.
Sejak awal peluncurannya, sudah ada 70 Sekolah Rakyat yang beroperasi, dan dalam waktu sepekan, diharapkan angka tersebut akan mencapai 100 sekolah. Dengan target setahun ini sebanyak 159 sekolah, pemerintah berupaya untuk memberikan pendidikan yang layak bagi anak-anak di daerah terpencil.
Perjalanan Awal Program Sekolah Rakyat
Pelantikan 1.323 guru baru pada program ini dilaksanakan secara hybrid oleh Menteri Sosial yang akrab disapa Gus Ipul. Ia mengakui bahwa perjalanan program SR tidak selalu mulus. Adanya mundurnya 143 guru dan 115 siswa adalah bagian dari proses yang harus dihormati. Keputusan tersebut membuktikan bahwa dalam pelaksanaan program pendidikan, terdapat dinamika yang tidak terduga.
Namun, pemerintah tidak tinggal diam dengan tantangan ini. Mereka telah berhasil menemukan pengganti bagi para guru yang mundur melalui proses seleksi yang ketat. Dalam waktu dekat, diharapkan akan ada pelantikan kembali guru dan kepala sekolah untuk mengisi 59 titik Sekolah Rakyat. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk tidak menghentikan langkah pendidikan demi generasi mendatang.
Dinamika di Lapangan dan Strategi Pembelajaran
Dari sudut pandang kepala sekolah, perjalanan program SR juga dipenuhi dengan kejutan setiap hari. Kepala Sekolah Rakyat Menengah 12 di Bogor, Iksan Cahyana, menyatakan bahwa perhatian terhadap siswa adalah hal yang sangat penting. Anak-anak yang belajar di sekolah ini telah menunjukkan minat yang tinggi, bahkan banyak di antara mereka yang enggan pulang setelah pelajaran selesai.
Operasional sekolah juga menghadapi tantangan lain, seperti yang dialami Fitri Puspitasari dari Sekolah Rakyat Menengah Pertama 10 di Bogor, yang mengajar 11 siswa yang tidak dapat membaca dan menulis dengan lancar. Di antara mereka, ada dua siswa dengan disabilitas intelektual. Untuk mengatasi tantangan ini, guru-guru di sekolah tersebut meluangkan waktu untuk memberikan pemahaman secara personal, di mana satu guru bertanggung jawab untuk satu siswa.
Kendati belum semua siswa menunjukkan kemampuan yang baik, ada progres positif yang mulai terlihat. Keberanian untuk mengatasi tantangan serta perhatian yang diberikan oleh guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik. Dengan pendekatan yang tepat dan dukungan dari semua pihak, masa depan pendidikan di daerah terpencil pun bisa lebih cerah.
Melalui program Sekolah Rakyat, diharapkan anak-anak dari berbagai latar belakang dapat mendapatkan pendidikan yang mereka butuhkan untuk mencapai potensi mereka. Pemerintah dan masyarakat perlu bersatu dalam mendukung setiap langkah untuk menciptakan generasi yang lebih baik. Ini adalah investasi masa depan, dan keberhasilan program SR adalah tanggung jawab bersama antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat.