Seni tari tradisional Indonesia, khususnya dari budaya Simalungun, memiliki tempat yang sangat penting dalam menjaga warisan budaya tanah air. Pendiri Sanggar Tari Simalungun, Laura Tias Avionita Sinaga, telah menjadi sosok inspiratif dalam usaha pelestarian seni tari ini. Dengan berbagai prestasi yang telah diraihnya, Laura menunjukkan bahwa semangat untuk melestarikan budaya tidak hanya milik satu daerah, tetapi mampu menjangkau dunia.
Berdirinya sanggar tari ini pada tahun 2014, saat Laura masih menjalani pendidikan tinggi, menjadi langkah awal dari perjalanan panjang dalam mempromosikan seni tari Simalungun. Sejak saat itu, Laura berkomitmen untuk memperkenalkan dan mengembangkan tari tradisional Simalungun ke kalangan yang lebih luas, baik di dalam maupun luar negeri.
Dampak Positif dari Pelestarian Budaya Simalungun
Pelestarian budaya seperti tari tradisional memiliki dampak yang luas, baik bagi individu maupun masyarakat. Salah satu hal yang menunjukkan dampak positifnya adalah peningkatan kesadaran dan kecintaan masyarakat terhadap budaya lokal. Dengan membawakan kebudayaan Simalungun dalam berbagai festival, Laura berharap dapat memperkenalkan keindahan dan kekayaan budaya ini kepada khalayak yang lebih besar.
Data dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang aktif melestarikan budaya lokal cenderung memiliki identitas yang lebih kuat. Hal ini tentu dapat berkontribusi terhadap penguatan ikatan sosial di dalam komunitas. Laura, dalam berbagai kesempatan, menekankan pentingnya rasa bangga akan budaya sendiri. “Kita perlu menjangkau tidak hanya masyarakat Simalungun, tetapi seluruh Indonesia bahkan dunia,” ujar Laura, mengekspresikan ambisinya.
Strategi dan Dukungan untuk Sanggar Tari
Walaupun telah berhasil meraih berbagai penghargaan, perjalanan Laura dan sanggar tari tidaklah mudah. Laura mengakui masih ada banyak tantangan, seperti kurangnya dukungan fasilitas dari pemerintah daerah. Ia mengusulkan agar pemerintah memberikan dukungan lebih konkret terhadap komunitas seni, terutama dalam penyediaan wadah kesenian yang memadai. “Sangat penting bagi kami untuk memiliki tempat yang layak untuk berlatih dan mempertunjukkan karya kami,” tambahnya.
Laura juga menekankan pentingnya adanya lembaga khusus yang dapat menaungi berbagai sanggar seni di daerah tersebut. Dengan adanya lembaga ini, diharapkan tidak akan ada lagi persaingan yang tidak sehat antar sanggar dan semua bisa saling mendukung untuk mengangkat citra budaya lokal. “Kami ingin budaya Simalungun diperkenalkan dengan cara yang baik, bukan hanya untuk kami sendiri tapi untuk semua komunitas seni yang ada,” ujarnya, menegaskan kerjasama antar sanggar.
Sementara itu, dukungan dari pihak luar juga menjadi salah satu kunci kesuksesan sanggar tari ini. Selain mengandalkan dana swadaya, mereka juga melakukan berbagai pertunjukan di tempat umum. Hal ini tidak hanya menjadikan mereka lebih dikenal, tetapi juga memberikan edukasi tentang budaya Simalungun kepada warga.
Dengan segala upaya yang dilakukan oleh Laura dan komunitasnya, sangat penting bagi kita semua untuk mendukung pelestarian budaya lokal. Masyarakat bisa berperan aktif dengan mengikuti event-event yang melibatkan seni tari tradisional, atau bahkan dengan mengajak orang lain untuk lebih mengenal budaya Simalungun. Seiring dengan itu, penting juga untuk mendorong pemerintah daerah agar lebih arif dalam memberikan perhatian terhadap kebudayaan lokal.