Dalam perkembangan demografi saat ini, kelompok lanjut usia (lansia) menjadi segmen populasi yang perlu mendapatkan perhatian lebih. Sebuah kebijakan yang mengedepankan kesehatan lansia di dalam Rencana Induk Bidang Kesehatan (RIBK) memberikan harapan akan perbaikan kualitas hidup mereka. Kesehatan lansia sering kali terabaikan, padahal kebutuhan mereka sangat mendesak dan khusus.
Mengapa perhatian terhadap lansia ini menjadi sangat penting? Data dari instansi terkait menunjukkan bahwa pada tahun 2025, jumlah lansia akan mencapai 33,7 juta jiwa, yang setara dengan 11,8% dari total populasi. Hal ini menunjukkan tren demografi yang berubah, di mana jumlah lansia meningkat sementara jumlah anak balita menurun. Ini adalah panggilan bagi pemerintah untuk segera menyesuaikan kebijakan kesehatan yang ada agar lebih responsif terhadap kebutuhan kelompok rentan ini.
Pentingnya Kebijakan Kesehatan yang Responsif terhadap Lansia
Memasuki era di mana jumlah lansia terus meningkat, penting bagi pemerintah untuk menyusun kebijakan Universal Health Coverage (UHC) yang mencakup seluruh aspek kesehatan lansia. Kebijakan ini harus berpihak pada mereka, dengan mempertimbangkan data kesehatan yang telah terkumpul selama ini. Misalnya, program pemeriksaan gratis yang telah dilakukan pemerintah dapat menjadi referensi penting untuk menentukan jenis penyakit yang sering diderita oleh lansia.
Selain itu, laporan menyebutkan bahwa lebih dari 80% lansia bergantung pada keluarga untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Hal ini menimbulkan tantangan tersendiri, di mana tidak semua lansia memiliki akses yang memadai terhadap layanan kesehatan, terutama untuk penyakit yang tidak ditanggung bagi mereka. Dengan data yang jelas dan pemahaman yang lebih dalam terhadap kondisi kesehatan lansia, kita dapat merumuskan kebijakan yang tidak hanya sekadar dokumen, tetapi juga dapat diimplementasikan dengan baik.
Strategi dan Solusi untuk Meningkatkan Kesehatan Lansia
Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah memanfaatkan data kesehatan lansia yang sudah ada untuk menyusun roadmap UHC yang lebih efisien. Ini tidak hanya akan membantu dalam penentuan prioritas, tetapi juga memastikan anggaran kesehatan lebih tepat sasaran. Selain itu, penguatan program bantuan sosial dan subsidi kesehatan bagi lansia yang kurang mampu sangat diperlukan agar mereka dapat mengakses layanan kesehatan dengan lebih baik.
Selain itu, penting juga untuk melakukan sosialisasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan di usia lanjut, termasuk pengetahuan tentang pencegahan dan pengelolaan penyakit. Pendidikan kesehatan dapat membantu lansia dan keluarganya memahami kondisi kesehatan mereka serta cara-cara untuk mengoptimalkan kualitas hidup. Ini bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga melibatkan masyarakat untuk berperan aktif dalam merawat dan mendukung lansia di lingkungan mereka.
Dengan upaya yang terintegrasi dan berkelanjutan, diharapkan sistem kesehatan yang lebih inklusif bisa terwujud. Harapan ini bukan hanya untuk lansia, tetapi bagi seluruh masyarakat agar mendapatkan layanan yang adil dan setara. Memastikan bahwa lansia mendapatkan prioritas dalam kebijakan kesehatan adalah investasi jangka panjang untuk masa depan yang lebih baik.